Penandatanganan Kerja Sama Universitas Terbuka dengan Perguruan Tinggi Mitra untuk Pengembangan ICE Institute

Jakarta – Universitas Terbuka menggelar acara penandatanganan kerja sama antara Universitas Terbuka dengan perguruan tinggi mitra dalam rangka pengembangan Indonesia Cyber Education (ICE) Institute, Kamis (6/5). ICE Institute merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dititipkan kepada Universitas Terbuka yang telah dipercaya selama lebih dari 30 tahun sebagai pionir pendidikan tinggi jarak jauh. ICE Institute dibentuk sebagai marketplace pembelajaran daring di Indonesia dengan harapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dapat menempuh mata kuliah yang ditawarkan dan dapat diimplementasikan pada pendidikan di lingkungan sekitar.

Berdasarkan data kerja sama yang sudah berjalan saat ini, ICE Institute bekerja sama dengan 12 perguruan tinggi berkualitas di Indonesia, diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan bahwa saat ini pada era revolusi industri 4.0 seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 tidak menghalangi kita sebagai insan pendidik untuk terus maju dan berinovasi dalam pendidikan di tanah air, terutama dalam pemanfaatan teknologi terkini.

Baca Juga :  Dorong Ketersediaan Plasma Konvalesen, ITS Sosialisasikan PlasmaHub

Untuk itu, Nizam berpesan agar kerja sama yang telah disepakati hari ini antara Universitas Terbuka dengan perguruan tinggi mitra perlu terus dikembangkan dan diharapkan semakin banyak perguruan tinggi ataupun instansi pemerintah yang terlibat dalam marketplace ICE Institute ini, baik sebagai sumber ataupun pengguna materi pembelajaran.

Nizam berharap, perjanjian kerja sama ini telah memposisikan ICE Institute sebagai wadah para praktisi dan pemerhati pembelajaran dari di perguruan tinggi. “Harapan di masa mendatang, ICE Institute bisa menjadi marketplace pembelajar yang tidak terbatas di tingkat nasional saja. Namun dapat berkembang di tingkat regional hingga Internasional sehingga dapat memfasilitasi seluruh mahasiswa Indonesia tanpa adanya batesan tertentu,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menekankan bahwa hadirnya ICE Institute di dunia pendidikan saat ini sebagai solusi dan jawaban untuk pemerintah agar dapat memfasilitasi murid belajar dimanapun berada.

Baca Juga :  Sosialisasikan IISMA Co-funding, Kemendikbudristek Ajak Lebih Banyak Mahasiswa untuk Belajar ke Luar Negeri

“ICE Institute juga sebagai jawaban bagi program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Kampus Merdeka, yang mana ICE Institute akan menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam menerapkan program Kampus Merdeka di perguruan tinggi Indonesia,” terangnya.

Kepala ICE Institute Paulina Pannen turut menjelaskan terkait data mata kuliah yang sudah tercantum dan akan di luncurkan di ICE Institute. Sudah ada 10 mata kuliah yang dapat diakses oleh seluruh mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia. Ke depannya akan diluncurkan sekitar 120 mata kuliah dengan jurusan berbeda dan universitas yang berbeda.

“Tujuan dari adanya ini agar mahasiswa yang tinggal di pedesaan dan mahasiswa yang belajar di universitas menengah ke bawah, dapat mendapatkan pelajaran secara gratis dari perguruan-perguruan tinggi yang lebih unggul,” ujarnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz