close

Dorong Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus, Ditjen Diktiristek Selenggarakan Pelatihan Video Content Creator

Jakarta – Sebagai bentuk upaya mewujudkan kampus bebas kekerasan seksual, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ditjen Diktiristek menyelenggarakan Pelatihan Video Content Creator pada Sektor Pendidikan dengan subtema Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual’ (PPKS) di Lingkungan Pendidikan Tinggi. Pelatihan yang diikuti 553 mahasiswa baik secara luring maupun daring dibuka oleh plt. Dirjen Diktiristek Nizam pada Senin (21/8) di Auditorium Gedung D Kemdikbudristek.

Dalam arahannya, Nizam mendorong perguruan tinggi untuk menciptakan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan nyaman guna mewujudkan masyarakat kampus yang kreatif, inovatif, dan maju. Ia mengatakan bahwa dengan lingkungan yang sehat, mahasiswa bisa menunjukkan potensinya secara optimal.

“Kampus sehat ini sangat perlu kita tekankan karena sehat ini tidak hanya sehat jasmani, tapi sangat penting untuk kita bangun kesehatan psikologis juga. Selain itu, kampus juga harus aman dari segala bentuk bullying, kekerasan fisik, seksual bahkan digital,” jelas Nizam.

Selanjutnya, agar dapat menampilkan potensi terbaik mahasiswa, Nizam juga menekankan kepada perguruan tinggi untuk menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan seksual, intoleransi, dan narkoba.

“Terbebas dari penyalahgunaan narkoba juga bagian dari kampus yang sehat. Ketika terwujud sehat, aman, dan nyaman, maka adik-adik sekalian bisa menjadi yang terbaik. Bukan hanya itu, adik-adik juga bisa menjalankan program-program kampus merdeka dengan lebih baik lagi,” ujar Nizam.

Lebih lanjut, Nizam turut menyampaikan harapannya kepada perguruan tinggi untuk bisa melahirkan kampus yang sehat, aman, dan nyaman melalui produksi konten inspiratif dan edukatif, khususnya seputar Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Hal ini tidak terlepas dari era revolusi industri 4.0 yang telah menghadirkan interaksi kuat antara dunia maya dan nyata di lingkungan perguruan tinggi.

“Saat ini kita ingin kampus yang aman terwujud melalui konten-konten PPKS di lingkungan perguruan tinggi. Dengan kreativitas adik-adik sekalian, saya harap konten adik-adik bisa memberikan nilai positif untuk masa depan,” tutup Nizam.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Suning Kusumawardani menyampaikan keseriusan Kemendikbudristek dalam mencegah dan menangani kekerasan seksual di lingkungan kampus melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan adanya upaya yang dilakukan oleh Ditjen Diktiristek, DWP Diktiristek, dan Kominfo untuk mengkampanyekan Permendikbudristek dengan cara inovatif melalui pelatihan Video Content Creator (VCC).

Baca Juga :  IPB University Terima Penghargaan Baznas Award 2022

“Pelatihan VCC ini dilakukan untuk mengenal lebih dalam tugas Satgas PPKS PTN dan komponen mahasiswa dalam upaya mensukseskan implementasi Permendikbud. Selain itu, pelatihan ini juga dilakukan untuk memberikan pengetahuan awal tentang kekerasan seksual, pendidikan kritis, serta melatih mahasiswa untuk membuat konten video yang menarik dan kreatif untuk mensosialisasikan PPKS,” ucap Sri Suning.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Diktiristek, Sri Puji Saraswati Nizam menyampaikan harapannya sekaligus mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengkampanyekan bahaya kekerasan seksual beserta upaya-upaya pencegahannya di lingkungan kampus dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.

“Harapannya, adik-adik mahasiswa bisa menjadi duta mahasiswa untuk mengkampanyekan pencegahan kekerasan seksual serta melawan kampanye-kampanye negatif di media sosial yang vulgar atau bahkan terselubung,” tutur Sri Puji.

Kepala Badan Pengembangan SDM Kominfo Hary Budiarto dalam sambutannya menuturkan bahwa konten interaktif berupa video menjadi salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan diseminasi informasi terkait pencegahan kekerasan seksual. Dalam hal ini, untuk bisa memproduksi konten berkualitas, mahasiswa membutuhkan skill mumpuni yang bisa didapatkan melalui pelatihan VCC.

“Skill tertentu dibutuhkan untuk dapat menyusun sebuah video, mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan produksi video tersebut. Pelatihan VCC ini dilaksanakan dengan maksud memberikan pengetahuan dan keterampilan atau skill bagi mahasiswa dalam bidang produksi video untuk berbagi tujuan komunikasi dan diseminasi komunikasi,” tutur Hary.

Pelatihan ini diikuti oleh 553 mahasiswa yang hadir secara luring maupun daring. Mereka berharap melalui pelatihan VCC ini dapat memperoleh ilmu dan memperdalam keterampilan terkait dengan produksi konten video pencegahan kekerasan seksual yang bisa disebarluaskan kepada masyarakat.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Raih 3 Penghargaan dalam Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2022

“Harapan saya, setelah mengikuti pelatihan ini saya bisa berkontribusi dalam memajukan sektor pendidikan dengan membuat konten-konten yang menarik dan memantik kesadaran masyarakat terkait pentingnya pendidikan dan pencegahan kekerasan di lingkungan kampusl,” tutur Hasna Sofiah, mahasiswi delegasi sekaligus utusan Satgas PPKS Universitas Pasundan.

Peserta pelatihan lainnya, Seliana, mahasiswi Universitas Ivet Semarang berharap untuk bisa memanfaatkan teknologi di era digital sebagai sarana penanggulangan 3 dosa besar dunia pendidikan.

“Semakin maju era digital, arah gerak kita semakin mudah. Semoga dengan kemajuan digital ini kita bisa mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi untuk edukasi baik terkait persoalan kekerasan seksual dan hal-hal lain terkait kampus yang sehat, aman dan nyaman.” Ujar Seliana.

Putra, mahasiswa Universitas Teknologi Digital Bandung menyampaikan bagaimana pelatihan Video Content Creator dengan tema Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual pada Pendidikan Tinggi ini memiliki manfaat yang tidak hanya dirasakan mahasiswa, namun bisa berdampak juga kepada masyarakat.

“Saya harap, pelatihan ini selalu ada, karena ilmu dan hasil yang didapat dari pelatihan ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat jika diterapkan dengan benar,” ujar Putra.

Pelatihan Video Content Creator Pada Sektor Pendidikan Tinggi dengan subtema “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada Pendidikan Tinggi” merupakan salah satu skema pelatihan dalam Thematic Academy, Program Digital Talent Scholarship, yang bertujuan membentuk keterampilan mahasiswa dalam bidang produksi video untuk berbagai tujuan komunikasi dan diseminasi informasi melalui media digital. Pelatihan ini memiliki materi pembentukan keterampilan pembuatan konten video yang didalamnya berisi informasi yang tersusun dalam tahap-tahap persiapan, produksi, dan pasca produksi video, termasuk publikasi video melalui media digital. Selain memperoleh materi terkait dengan produksi konten video, mahasiswa juga memeperoleh pembekalan terkait dengan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter/X : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : Satu Dikti
Tiktok : Ditjen Dikti