close

CTSS IPB University Gelar Workshop Pembelajaran Transdisiplin dari Studi Aplikasi Bakteri Wolbachia untuk Pengendalian Demam Berdarah

Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University ditunjuk oleh Yayasan Tahija untuk melakukan kajian terhadap aspek manajemen, kepemimpinan dan tata kelola dalam proyek Studi AWED (Applying Wolbachia to Eliminate Dengue). CTSS IPB University melakukan wawancara mendalam dengan para pihak terkait dengan proyek studi AWED. Hasil studi tersebut menemukan kesimpulan sementara bahwa, selain faktor inovasi sains, program ini sukses karena dukungan dari stakehoders dalam pelaksanaannya.

Sebagai bagian dari proses kajian, CTSS IPB University menyelenggarakan workshop untuk menggali pandangan dan pengalaman reflektif dari para pihak terkait dalam pelaksanaan proyek AWED, 29/3. Workshop dilakukan dengan menggunakan pendekatan transdisiplin untuk memfasilitasi proses pembelajaran bersama dalam rangka memperoleh masukan dan pengetahuan baru untuk pengembangan proyek AWED pada masa yang akan datang.

Baca Juga :  Tim Forensik Universitas Indonesia Tergabung Dalam Operasi Disaster Victim Identification Sriwijaya Air SJ182

Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menyampaikan, kegiatan workshop digelar sebagai upaya reflektif dan melihat kembali proyek AWED yang sudah berjalan selama ini. “Kita ingin melakukan diskusi bersama-sama yang sebetulnya lebih ke arah reflektif, jadi melihat bagaimana pengalaman yang sudah dilakukan,” kata Prof Damayanti Buchori. 

Dosen IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman itu mengatakan, program pemberantasan nyamuk menggunakan bakteri Wolbachia telah mengubah banyak wajah kita semua. “Program AWED ini telah membuat revolusi besar dalam pengendalian nyamuk,” katanya.   

Prof Damayanti Buchori menilai, pembelajaran selama 11 tahun program AWED, merupakan loncatan sejarah berharga baik bagi Indonesia maupun secara global. Ia berharap, dari proses reflektif terhadap program AWED, dapat tercipta peraturan yang berbasis sains.

Baca Juga :  UM Turunkan Relawan dan Donasi untuk Korban Erupsi Semeru

“Dengan berkumpul bersama, kita mempelajari di mana titik keberhasilan proyek dan pengalaman apa yang bisa menjadi sumber energi baru dan temuan tentang keberhasilan ini bisa direplikasi secara nasional,” pungkas Prof Damayanti Buchori. (RA)