Pertukaran Mahasiswa Merdeka Hadirkan Ruang Jumpa Dinamis bagi Mahasiswa

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan salah satu program unggulan dari Ditjen Diktiristek yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal.

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, melalui pembelajaran ini akan tercipta ruang jumpa yang dinamis antara mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi melalui kegiatan akademik dan nonakademik tentang keberagaman budaya wilayah setempat.

“Ruang jumpa ini merupakan salah satu ciri khas PMM 2. Saya yakin adik-adik mahasiswa yang ikut program adalah para pelajar Pancasila, para calon pemimpin yang akan mendorong pemulihan dari pandemi lalu membawa Indonesia melompat ke masa depan,” ungkapnya pada acara sosialisasi PMM 2 yang diselenggarakan 11 Mei lalu.

Pentingnya belajar di luar kampus ditekankan oleh Mendikbudristek sebagai suatu hak bagi mahasiswa. Oleh karena itu, ia meminta pimpinan perguruan tinggi untuk memfasilitasi mahasiswanya mengikuti program-program MBKM termasuk PMM 2, agar mahasiswa Indonesia mendapatkan pengetahuan yang relevan yang akan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin masa depan.

Baca Juga :  Program Baru Wirausaha Merdeka Targetkan Lulusan Siap Kerja dan Berwirausaha

Menteri Nadiem meyakini, peluang tersebut dapat melatih keterampilan (skills) kepemimpinan karena di lokasi penempatan, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru. Di sinilah menurutnya, ketangguhan para mahasiswa akan diuji. 

“Kalian ditantang menjadi pemimpin bagi diri sendiri yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijak di tengah kondisi yang berbeda,” ucapnya.

Selain itu menurutnya, seorang pemimpin juga harus bisa berkolaborasi dan bergotong royong, menghargai perbedaan, dan mencintai keragaman yang ada di masyarakat. Hal-hal ini akan dihadapi oleh para peserta ketika menjalani kuliah di luar daerah asal, dan para mahasiswa akan menjadi penebar nilai-nilai toleransi dan kebersamaan yang menguatkan semangat kebinekaan global.

Mahasiswa PMM 2 akan melaksanakan proses pembelajaran dalam kebinekaan untuk semester 3, 5, atau 7 di perguruan tinggi yang berada di klaster pulau berbeda dari perguruan tinggi pengirim dan domisili asalnya.

Baca Juga :  Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar melalui Kampus Mengajar

Di samping ruang jumpa yang dinamis, ciri khas PMM 2 lainnya adalah kegiatan Modul Nusantara yang memiliki nilai bobot 4 sistem kredit semester (SKS). Kegiatan tersebut akan memberikan pengalaman kebinekaan yang dikemas dalam beberapa kegiatan khusus. 

Kegiatan dalam Modul Nusantara terdiri atas kebinekaan, yaitu 1) aktivitas eksplorasi keanekaragaman budaya, agama, dan sejarah di kawasan perguruan tinggi penerima; 2) inspirasi yang diselenggarakan untuk menggali inspirasi dari figur-figur inspirasi daerah; 3) refleksi melalui diskusi, gelar wicara (talk show), dokumentasi, dan tulisan, serta 4) kontribusi sosial yang dilakukan dengan beragam aktivitas.

“Saya tunggu partisipasi dan kontribusi kalian di program PMM angkatan 2. Bertukar sementara, bermakna selamanya, untuk Indonesia (yang) Merdeka Belajar,” pesan Mendikbudristek.