close

Rekayasa Ulang Proses Bisnis untuk Keunggulan Industri Jasa dan Manufaktur

Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D memimpin Sidang Terbuka Upacara Pengukuhan Enam Guru Besar (GB) UI pada Sabtu, 10 April 2021. Prof. Dr. Ir. M. Dachyar, M.Sc. yang berasal dari Fakultas Teknik (FT) UI, merupakan salah seorang dari enam guru besar yang dikukuhkan dalam upacara yang berlangsung secara virtual tersebut. Pengukuhan guru besar itu dihadiri oleh Sakti Wahyu Trenggono, M.B.A., (Menteri Kelautan dan Perikanan), Prof. Michael Faure dan Prof. Ellen Vos dari Maastricht University, dan Johnson Tan (CEO PT Optima Data Internasional).

Prof. M Dachyar menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul “Rekayasa Ulang Proses Bisnis untuk Keunggulan Industri Jasa dan Manufaktur” pada kesempatan tersebut. Ia memaparkan bahwa Rekayasa Ulang Proses Bisnis atau Business Process Reengineering (BPR) merupakan salah satu keilmuan baru dan telah diterapkan di berbagai industri dan organisasi di dunia, BPR merupakan teknik manajemen yang mengubah organisasi secara radikal agar menghasilkan peningkatan pada produktifitas dan efisiensi yang signifikan. Menurutnya, proses bisnis yang berbelit dapat memperpanjang proses organisasi, seperti waktu penyelesaian sebuah izin, persetujuan dan mengakibatkan terlambatnya proses produksi. BPR sering kali diupayakan untuk meningkatkan proses, meningkatkan produktivitas, meningkatkan layanan, dan memberikan keunggulan kompetitif. Untuk mencapai tujuan bisnis, BPR mendukung organisasi untuk meningkatkan fungsi internal.

Pada Maret 2020, akibat pandemi Covid-19 Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ekonomi global telah memasuki resesi dan hal ini dapat menjadi lebih buruk daripada dampak krisis keuangan global yang terjadi tahun 2009 katanya. Untuk jangka panjang setelah krisis ini, beberapa perusahaan, terutama UMKM mungkin terpapar risiko volatilitas arus keuangan atau diskontinuitas akibat penghapusan atau hilangnya rantai pasokan yang ada, berubahnya kebutuhan pelanggan dan munculnya pesaing baru.

Baca Juga :  Berlayar Bersama, Dosen Unpad dan BPPT Ambil Data Lapisan Bawah Laut

Dachyar juga mengatakan hal ini sangat penting bagi perusahaan Rekayasa Ulang Proses Bisnis untuk mengembangkan strategi yang tepat, baik secara reaktif maupun proaktif agar dapat mempertahankan arus keuangan yang krisis selama pandemic melalui BPR. Belajar dari masa pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, ia memaparkan dua perspektif penelitian rekayasa ulang proses bisnis. Pertama, peneliti masa depan harus mengeksplorasi dampak dari jenis kolaborasi baru yang muncul dalam krisis ini. Kedua, peneliti masa depan perlu mengeksplorasi dampak keseluruhan dari teknologi digital baru di perusahaan.

Di akhir pemaparan, Dachyar menyampaikan bahwa Indonesia masih membutuhkan banyak perbaikan dalam proses industri jasa dan manufaktur agar menjadi unggul, begitu pula pada organisasi layanan umum dan pemerintahan. Perbaikan proses bisnis sangat perlu dilakukan agar organisasi bekerja semakin cepat dan mengikuti perubahan yang terjadi dengan cepat. Menurutnya, kesadaran organisasi untuk terus melakukan perbaikan melalui rekayasa ulang proses bisnis secara radikal, mengikuti keinginan pasar yang terus berubah, dapat menghasilkan industri yang unggul dan memenangkan persaingan di tingkat nasional dan tentunya diharapkan akan unggul juga di tingkat regional dan internasional

Baca Juga :  ITS Ajak Guru Kembangkan Pembelajaran Lewat Industri 4.0

Prof. Dr. Ir. M Dachyar, M.Sc. dikenal sebagai Mitra Bestari (ReviewerJournal of Retailing and Consumer Service (Elsevier Q1). Ia menyelesaikan studi jenjang sarjana hingga doktoral di berbagai kampus. Gelar Sarjananya (Ir) Teknik Mesin diraih di FTUI, kemudian ia melanjutkan Master Industrial Development (M.Sc) di Vrije Universiteit Brusssel, Belgium. Gelar Doktornya ia tempuh di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dachyar terlibat aktif dalam organisasi Institute of Electrical and Electronics Engineers dan Anggota Asosiasi Manajemen Industri. Dalam tiga tahun terakhir, sejak 2018, ia telah menerbitkan 48 publikasi dan melakukan 7 kali penelitian dari Hibah PITTA, PUTI Q1, dan PUTI Prosiding.

Acara tersebut dihadiri pula oleh Guru Besar tamu Prof. Dr. Ing. Ir. Priyono Soetikno DEA (Guru Besar Institut Teknologi Bandung), Prof. Dr. Ir. Indarto, DEA. (Guru Besar Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr-Eng. Prabowo, Ir. M.Eng. (Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember), serta para dekan/direktur dari 17 fakultas yang ada di UI. Acara tersebut disiarkan juga melalui UIteve dan kanal Youtube resmi UI.