close

Meningkatkan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat melalui Kosabangsa

Jakarta, 18 September 2023 – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) telah menetapkan dan mengumumkan Penerima Pendanaan Program Kosabangsa Tahun Anggaran 2023 terdiri dari 105 Tim pelaksana yang berasal dari 70 Perguruan Tinggi yang didampingi oleh 105 Tim Pendamping yang berasal dari 49 Perguruan Tinggi dengan lokasi pelaksanaan program kosabangsa tersebar di 69 kabupaten/kota.

Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan program pendanaan dari Ditjen Diktiristek melalui DRTPM untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh perguruan tinggi untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat. Secara khusus Program Kosabangsa memprioritaskan wilayah daerah tertinggal serta wilayah prioritas kemiskinan ekstrem yang kemudian disebut wilayah prioritas Kosabangsa. Pada tahun ini, ada 4 tema bidang fokus utama kosabangsa yaitu ketahanan pangan, kemandirian kesehatan, energi baru terbarukan, dan kemandirian ekonomi.

Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Diktiristek M. Faiz Syuaib mengatakan bahwa kolaborasi pelaksanaan tridarma antara insan akademik dari perguruan tinggi lintas klaster dalam program kosabangsa merupakan wujud kontribusi nyata insan perguruan tinggi bagi bangsa, khususnya dalam pengembangan kesejahteraan dan kemajuan bangsa dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.

Baca Juga :  FSR ISI Yogyakarta Selenggarakan Pameran Seni Rupa bertajuk Kebangkitan Seni Rupa di Era New Normal

“Pengabdian kepada Masyarakat merupakan muara dari reputasi pendidikan tinggi perguruan tinggi di Indonesia. Reputasi perguruan tinggi bukan semata diukur dari seberapa banyak riset dilakukan, seberapa banyak mahasiswa diluluskan, seberapa hebat profesor yang dihasilkan, namun yang lebih utama dari hal semua yaitu dampak apa yang dapat dihasilkan bagi masyarakat,” ungkap Faiz pada acara Penandatanganan Kontrak Program Kosabangsa di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Pada acara yang dihadiri oleh para Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Penerima Pendanaan Program Kosabangsa, Faiz menerangkan mengenai tiga tolak ukur pengabdian kepada masyarakat. Tolak ukur pertama dari pengabdian kepada masyarakat adalah “delivery” yaitu produk hasil riset berupa teknologi inovasi dapat di-deliver kepada masyarakat, kemudian tolak ukur kedua adalah “acceptance” yaitu apa yang dibawa perguruan tinggi ke masyarakat dapat diterima dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan tolak ukur ketiga adalah “impact” yaitu produk yang di-deliver dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Jadi pada intinya, tolak ukur pengabdian kepada masyarakat adalah bahwa perguruan tinggi harus dapat membawa sesuatu sebagai solusi ke masyarakat yang dapat diterima oleh masyarakat, serta dalam prosesnya dapat diukur seberapa banyak engagement yang terjadi dan seberapa banyak masyarakat yang menerima manfaat sehingga memberikan dampak perubahan yang lebih baik pada masyarakat tersebut,” tambah Faiz.

Baca Juga :  ITS Dukung Tindak Lanjut Co-Firing PLTU dengan Manfaatkan Bambu

Pada tahun 2023, lokasi pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat yang didanai DRTPM, baik melalui skema pengabdian kepada masyarakat reguler maupun skema program kosabangsa, menyebar di 343 kabupaten/kota. Faiz berharap dengan dilaksanakannya program pengabdian kepada masyarakat di lebih dari 2/3 jumlah kabupaten/kota di Indonesia tersebut maka akan menjadi contoh bagi kabupaten/kota lainnya dalam meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakatnya.

“Perguruan tinggi masuk ke masyarakat melalui pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sehingga tentunya program pengabdian kepada masyarakat menjadi entry point perguruan tinggi dalam proses riset karena jika teknologi dihantarkan ke masyarakat maka kemungkinan akan memunculkan suatu masalah baru, kemudian dari permasalahan tersebut dilakukan riset kembali, sehingga proses belajar terus berjalan tiada henti. Harapannya tahun depan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dapat tersebar di tiap kabupaten/kota di Indonesia,” pungkas Faiz.

(LIR)

Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi