close

Mahasiswi UM Sabet Juara Keterampilan Bakat Seni Terbaik di Chinese Bridge 2021

Malang. Mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM), Ammesti Paramitha berhasil meraih juara keterampilan bakat seni terbaik dalam Kompetisi Bahasa Mandarin Chinese Bridge Internasional se-Indonesia. Kompetisi ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 18 dan 20 Juni 2021 secara daring dikarenakan kondisi yang masih tidak memungkinkan untuk bertatap muka. Penilaian pada kompetisi ini mencakup ujian pengetahuan umum Tiongkok, lomba pidato dan tanya jawab, serta penampilan bakat dari setiap perserta.

Peserta pada Chinese Bridge terdiri dari perwakilan tiap provisi di Indonesia, yang mana setiap provinsi mengirimkan 5 perwakilan peserta. “Dua tahun lalu saya berhasil meraih juara harapan Chinese Bridge di tingkat provinsi, namun belum lolos ke nasional. Kemudian tahun lalu ketika akan berangkat mewakili UM tingkat provinsi tidak terlksana karena pandemi Covid-19. Jadi, tahun ini ketika diminta mewakili UM di Chinese Bridge tingkat provinsi saya langsung menyetujui dan Alhamdulillah bisa lolos ke tingkat nasional” ujar Ammesti ketika menceritakan motivasinya mengikuti kompetisi Chinese Bridge pada Senin, 21 Juni 2021.

Baca Juga :  ITS Launching Quantum Computing and Information Group Pertama di Indonesia
Piagam Penghargaan Juara

Mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Mandarin angkatan 2017 ini berhasil meraih juara bakat terbaik dengan menampilkan tarian Xinjiang Meigui. Ditanya mengapa memilih tarian tersebut, Ammesti berkata “menurut saya tarian Xinjiang Meigui mempunyai gerakan yang khas dan unik sehingga terlihat berbeda dengan tarian klasik China biasanya. Tarian ini juga ingin saya representasikan sebagai kaum muslim karena mayoritas penduduk Xinjiang juga muslim.”

Menurut Ammesti, ia sama sekali tidak menyangka akan meraih juara bakat seni terbaik karena peserta lain pun menampilkan bakat yang sangat memukau. Ditambah lagi kondisi yang serba terbatas membuatnya cukup kesulitan untuk mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbingnya yang berada di China.

Baca Juga :  Kontribusi _Learning Management System_ SPADA Dikti dalam ASEAN Quiz

“Kesan setelah mengikuti Chinese Bridge Indonesia 2021 ini adalah mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan memotivasi saya untuk selalu mengimprove kemampuan bahasa Mandarin.” tutur Ammesti. Ia juga meninggalkan pesan bagi mahasiswa/mahasiswi Indonesia untuk keluar dari zona nyaman dengan aktif mengikuti lomba untuk memaksimalkan kemampuan dan potensi diri.