Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kemendikbud dan Kementan Sepakati Kerja Sama untuk Kemajuan Pertanian Indonesia

Jakarta, 3 Maret 2021 — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penandatanganan kerja sama dengan tajuk “Dukungan Duta Petani Milenial dalam Penerapan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka” pada Rabu (3/3), untuk mengupayakan regenerasi petani Indonesia yang merupakan negara agraris. Program ini bertujuan mencetak pengusaha petani milenial, lewat kolaborasi program Kampus Merdeka.

Penerapan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka di sektor pertanian, diyakini mampu mendorong percepatan regenerasi pertanian yang maju, mandiri dan modern guna mendukung ketahanan pangan serta mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengatakan, pertanian dan pendidikan mencakup dua sektor strategis yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang menentukan arah dan nasib perkembangan Indonesia. “Kita punya potensi yang amat besar. Dua sektor ini semakin menuntut kerja sama dan gotong royong untuk mencapai keberhasilan kolaborasi dan sinergi,” tutur Mendikbud pada sambutannya secara virtual, Rabu (3/3).

“Kerja sama ini sangat penting guna memaksimalkan dan memanfaatkan lebih lanjut potensi yang ada. Adapun ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan pendidikan pertanian peningkatan kapasitas SDM dan kewirausahaan penelitian pengembangan dan pemanfaatan reka cipta,” ungkap Nadiem.

Adapun penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama ini untuk mewujudkan visi Indonesia 2045 Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan juga di bidang pendidikan.

Baca Juga :  Raih Asa, Platform Bimbingan Beasiswa Karya Mahasiswa ITS

“Generasi yang berkualitas maju dan mandiri, menjadi fokus utama Merdeka Belajar dengan mengupayakan institusi pendidikan, khususnya pendidikan vokasi. Selain itu, kita perlu menjalin kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri yang juga meliputi juga industri besar di bidang pertanian. Saya harap, kerja sama ini akan semakin memicu semangat kita untuk bekerja dengan giat dengan semangat gotong royong demi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara Indonesia,” terang Nadiem.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menjelaskan, revolusi industri saat ini membawa Indonesia pada kondisi di mana perubahan terjadi sangat cepat. “Setiap revolusi, kecakapan-kecakapan lama hilang. Tetapi, akan diperlukan kecakapan ketetapan baru seperti pada masa revolusi,” jelas Nizam.

“Pertama, tenaga manusia tergantikan oleh mesin di semua bidang, dan akibatnya banyak pekerjaan hilang. Tapi, muncul pekerjaan-pekerjaan baru oleh operator mesin, bengkel pabrik, mesin, dan sebagainya. Ini semua disrupsi yang sangat pesat ,termasuk juga di bidang pendidikan dan pertanian,” ujar Nizam.

Nizam menyebut, dalam program Kampus Merdeka juga terdapat dua kelompok program yang dikelola secara nasional. “Mahasiswa bisa mengikuti program secara nasional seperti pertukaran mahasiswa nusantara. Atau sebagai contoh juga ada program Bangkit yang bekerja sama dengan Google dan lainnya dengan memberikan pelatihan sehari enam jam selama satu semester penuh. Selain itu, program magang bisa diikuti dari daerah manapun, yang sifatnya forum konsorsium, juga bisa diikuti oleh mahasiswa,” jelas Nizam.

Baca Juga :  Akademisi IPB University Sebut Penurunan Muka Tanah disebabkan oleh Pembangunan yang Masif

“Pembelajaran harus menghasilkan manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan mandiri. Lulusan dari perguruan tinggi harus bisa bekerja atau membuka lapangan pekerjaan dan memberi manfaat untuk masyarakat,” tuturnya. Nizam menambahkan, berbagai aktivitas inovasi pun sangat penting untuk proses pemulihan ekonomi, yakni ekonomi berbasis inovasi bergotong-royong. Hal tersebut juga dilaksanakan secara lintas komunikasi. “Termasuk komunikasi lintas program studi, komunikasi lintas budaya, lintas bahasa, dan kebhinekaan global,” ujar Nizam.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, gagasan Kampus Merdeka merupakan tanggung jawab bersama untuk mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia dan pertanian Indonesia yang llebih baik lagi.

“Pertanian sebagai kekuatan bangsa, regenerasi SDM yang siap, dan kualitas pendidikan yang dipersiapkan secara baik, ketiganya penting. Kementerian Pertanian telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian yaitu pertanian yang harus maju, harus mandiri, dan harus modern. Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas dan tepat,” pungkas Syahrul.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id