close

Keberlanjutan Program KKN-T, Ditjen Dikti Adakan Seminar Mengawal Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Wilayah

Jakarta, 14 Oktober 2020 – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) COVID-19 dan Literasi Numerasi yang dilaksanakan di bawah naungan Kemendikbud bekerja sama dengan BNPB dan Kemendagri telah selesai. Sebagai tindak lanjut, pada hari Rabu, 14 Oktober 2020 telah diselenggarakan seminar “Mengawal Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Wilayah untuk Keberlanjutan Program KKN Tematik”.

Harapannya, dengan diselenggarakannya seminar ini semua pihak dapat memperbaharui komitmen kolaborasi dan memetik pelajaran praktik baik yang didapatkan selama kegiatan KKN-T sebagai upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Seminar dibuka oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Aris Junaidi. Aris menyatakan bahwa masyarakat dapat melihat dan merasakan manfaat dari program KKN-T.

“Kegiatan ini adalah bentuk kontribusi konkret mahasiswa dalam merespon polemik di masyarakat. Perubahan-perubahan yang dibawa mahasiswa tentu dapat dirasakan, karena KKN-T mengusung tema dari berbagai aspek, mulai dari pendidikan literasi dan numerasi anak-anak hingga masalah kesejahteraan masyarakat seperti ketahanan ekonomi dan pangan,” jelas Aris.

Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Udrekh, menyampaikan pentingnya peran mahasiswa dalam KKN-T ini. “Semangat mahasiswa adalah kekuatan luar biasa dan telah terbukti berhasil mengubah bangsa ini, bahkan sejak zaman kemerdekaan,” ujar Udrekh.

Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Desa Kemendagri, Eko Prasetyanto, menambahkan bahwa Kemendagri siap mendukung kembali kegiatan KKN-T mengingat kegiatan ini memiliki semangat yang sama dengan Kemendagri. KKN-T mengangkat berbagai tema yang sejalan dengan harapan kami untuk menyejahterakan desa, urai Eko.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN-T IPB University Lakukan Pendampingan Pengembangan UMKM

“Kami siap mendukung dan membekali mahasiswa dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan, kolaborasi program desa dengan mahasiswa tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Eko.

Dalam seminar ini diadakan sesi diskusi praktik baik yang sudah dilakukan selama kegiatan KKN-T serta diskusi potensi kolaborasi perguruan tinggi dengan wilayah. Sesi diskusi diawali dengan berbagi pengalaman oleh perwakilan perguruan tinggi yait Wakil Rektor IV Universitas PGRI Semarang, Suwarno Widodo.

Suwarno menyampaikan berbagai praktik baik UPGRIS selama penyelenggaraan KKN-T serta pentingnya kolaborasi, sinergi dan penguatan potensi dari 5 bidang terpusat.

“ABGCM, sebutan kami untuk menyingkat kelima bidang tersebut, Academician, Businessman, Government, Community dan Mass media,” ujarnya.

Kolaborasi ini dijawab oleh Perwakilan daerah, Kasi Pencegahan BPBD Jateng, Muhammad Chomsul dan Kasi OPD Pol. PP, Tajjudin dengan memaparkan berbagai program unggulan yang punya potensi untuk bermitra dengan perguruan tinggi dan mahasiswa, diantaranya Desa Tangguh Bencana dan Satuan Pendidikan Aman Bencana.

“Kami harap semakin banyak mahasiswa dan perguruan tinggi yang bisa bergabung. Semangat dan tenaga mahasiswa itu jadi motivasi tersendiri buat kami,” ujar Chomsul.

Berbagai peserta seminar dari perguruan tinggi dan daerah bergantian menyampaikan masukan dan gagasan. Perwakilan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB), Bapak Soerja Koesuma menyampaikan bahwa salah satu program yang punya potensi kolaborasi dengan daerah adalah Kampung Tanggap COVID-19. Senada dengan hal tersebut, Perwakilan Disdik Kota Semarang juga menyampaikan adanya program Kampung Tematik, yang dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi dalam program KKN-T.

Baca Juga :  Mendikbudristek Berikan Pesan Penugasan kepada Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021

Beberapa catatan penting diberikan oleh dr. Iwang Yusuf, yaitu perlu adanya data mahasiswa peserta satu ruang dan satu waktu, agar daerah pelaksanaan kegiatan KKN-T dapat terpetakan dengan baik.

Potensi dan masalah tiap daerah juga perlu dipetakan dengan baik agar kegiatan mahasiswa efektif dan tepat sasaran. “Untuk memulai kolaborasi kita perlu data yang lengkap, di mana saja mahasiswa tinggal dan berkegiatan, agar sejalan dengan potensi daerah tempat mereka melakukan KKN-T,” jelas Iwang.

Pada akhirnya, semua peserta diskusi dan seminar sepakat bahwa program KKN-T sangat bermanfaat dalam memberdayakan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, setiap bidang perlu bergerak bersama-sama untuk memaksimalkan potensi kebermanfaatan kegiatan KKN-T. Ke depan, seluruh lembaga telah berkomitmen untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait kolaborasi keberlanjutan program KKN-T dalam waktu dekat.
(YH/DZI/FH/DH/NH)

Humas dan Tim Pengelola KKN-T Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan