Dr. Alexander Patera Nugraha, drg., M.Imun Raih Segudang Prestasi Lewat Beasiswa PMDSU

Jakarta – Dr. Alexander Patera Nugraha, drg., M.Imun merupakan sosok doktor muda bidang Ilmu Kedokteran berusia 28 tahun 1 bulan. Dr Sandro adalah karya siswa program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch III yang telah menorehkan sejumlah prestasi, baik nasional, maupun internasional. Doktor lulusan Universitas Airlangga ini menyebutkan bahwa beasiswa PMDSU telah membuka kesempatan luas bagi dirinya untuk mengembangkan diri, khususnya dalam bidang keilmuannya, yaitu kedokteran gigi. Terlebih, beasiswa PMDSU memfasilitasi dirinya untuk melanjutkan studi S2 dan S3 tanpa dipungut biaya, dan bahkan mendapatkan sejumlah uang saku.

Peraih Wisudawan Terbaik dan Berprestasi Program Magister, Sekolah Pascasarjana, UNAIR tahun 2018 ini menilai bahwa beasiswa PMDSU sangat mendukung program Kampus Merdeka, dengan diberikannya keleluasaan untuk menimba ilmu secara lintas bidang. “Saya merasa sangat merdeka dalam menimba ilmu di UNAIR karena lintas bidang ilmu, namun masih serumpun. Dasar keilmuan saya adalah kedokteran gigi, namun saya bisa mengambil bidang imunologi di Fakultas Kedokteran dan jenjang doktor Ilmu Kedokteran di FK UNAIR,” sebut Sandro.

Baca Juga :  Mengembangkan Bangkit 2024 dengan Penambahan Kurikulum AI

Berkat beasiswa PMDSU, Dr. Alexander yang kerap disapa Sandro berkesempatan untuk menjadi dosen tidak tetap non PNS di Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR Departemen Ortodonsia, serta menjadi special research student selama satu tahun di Graduate School of Dentistry, Tohoku University, Jepang. Selain itu, Dr. Sandro berkesempatan menjadi perwakilan Indonesia dalam Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Science Prize for Innovation, Research and Education ASPIRE Prize tahun 2020. Dr. Sandro juga berkesempatan dilibatkan untuk melakukan penelitian di beragam tempat, seperti Institute Tropical Disease, Stem Cell Research Center, dan bahkan di Pusat Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 oleh promotornya yaitu Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh. Hingga saat ini, Dr Sandro yang masuk dalam jajaran top 50 peneliti Indonesia berdasarkan Science and Technology Index (SINTA) Kemenristek tahun 2020 karena telah menghasilkan 70 paper di jurnal Internasional bereputasi terindeks Scopus, dengan H-index 16, serta telah menghasilkan 1 paten terdaftar, dan 1 hak cipta karya.

Selama menempuh masa studinya, Dr. Sandro mengungkapkan banyak menemui kesulitan, terlebih akibat pandemi COVID-19. Hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya, karena selain harus segera menyelesaikan masa studinya, ia juga harus menjaga kesehatan dan bertahan hidup dari COVID-19. Namun, kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menentukan target capaian dan membuat perencanaan selama masa studi. “Promotor saya di PMDSU mewajibkan untuk membuat linimasa yang jelas, serta target capaian dalam jangka pendek dan panjang. Saya juga diajarkan untuk bertanggung jawab penuh terhadap setiap penelitian saya,” ungkap Sandro. Berkat perencanaan yang matang, peraih juara kedua dalam Merck Young Scientific Award tahun 2018 ini mampu menyelesaikan studinya dengan sangat singkat, yaitu program magister dalam waktu 1 tahun dan program doktor dalam waktu 2 tahun 6 bulan dengan IPK sempurna 4.0.

Baca Juga :  Ditjen Dikti Jalin Kerja Sama dengan IEEE, Perkuat Kapasitas SDM di Bidang Sains dan Teknologi

Dr. Sandro berpesan bagi para penerima beasiswa PMDSU lainnya untuk tetap semangat, jaga kesehatan, dan jangan putus asa ketika menghadapi rintangan selama masa studi. “Tetap semangat, tetap sehat, tetap bahagia, dan jangan putus asa walau terkadang banyak rintangan dalam studi. Dare to dream, dare to do, miracle is yours! Push yourself to the limit!” pungkas Sandro.