close

Ditjen Dikti Gandeng MarkPlus, Tingkatkan Kapasitas Insan Dikti dalam Ekosistem Kedaireka

Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud bekerja sama dengan MarkPlus menyelenggarakan Edupreneurship Workshop “Peningkatan Kapasitas Insan Dikti dalam Ekosistem Kedaireka”, Rabu (24/3). Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan kepada para Insan Dikti agar bisa menjadi seorang pendidik dengan mindset wirausaha (Edupreneurship). Melalui kegiatan ini diberikan pelatihan dengan memperkenalkan konsep – konsep kewirausahaan dan pemasaran yang dilengkapi dengan berbagai contoh melalui proses pendidikan menggunakan berbagai strategi pemasaran, komunikasi bisnis, strategi memilih judul riset agar Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) tertarik, keterampilan menjual riset hingga strategi mengetahui kebutuhan DUDI.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam, dalam sambutannya mengemukakan Indonesia telah mengakselerasi start up yang luar biasa dengan melahirkan ratusan ribu hingga jutaan start up setiap tahunnya. Hal ini menempatkan Indonesia berada pada peringkat kelima di dunia.

“Indonesia berada pada peringkat kelima di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat, India, UK, dan Kanada. Kita berada di atas Jerman, Prancis, Spanyol dan di atas negara-negara Asia yang lain,” kata Nizam.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Cetuskan Platform untuk Bantu Sektor Ekonomi Perikanan

Nizam menambahkan, kreativitas yang dimiliki oleh anak bangsa milenial sangat luar biasa dengan penguasaan iptek, teknologi dan inovasi. Sehingga kreativitas itu dapat melahirkan ekonomi baru dengan skala waktu yang singkat, sehingga bisa menghasilkan nilai puluhan triliun bahkan ratusan triliun. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi Indonesia dalam membangun ekonomi di masa depan.

“Kita menghadirkan Kedaireka sebagai platform marketplace untuk perkawinan antara kampus dengan dunia usaha dan industri, sehingga ide kreatif dari kampus itu tidak berhenti menjadi tulisan, prototipe, dan tidak hanya muncul dalam pameran saja. Tetapi hadir menjadi produk anak bangsa yang digunakan oleh masyarakat luas,” tambah Nizam.

Dalam kesempatan yang sama, Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kertajaya dalam pemaparannya mengungkapkan mengenai marketing Kedaireka. Ia menjelaskan bahwa marketing sendiri merupakan sebuah kata kerja atau present continuous.

“Sehingga apabila market berubah maka caranya adalah dealing with the ever changing market. Itu adalah marketing untuk Kedaireka,” kata Hermawan.

Baca Juga :  Upayakan Penanggulangan Covid-19, ITS Tantang Mahasiswa se-Indonedia Berinovasi

Hermawan menambahkan terdapat 5 Drivers of Change yang harus diperhatikan dalam marketing diantaranya adalah science technology, economy business, industry market, political legal dan social culture yang merupakan nilai penting.

“Apabila science technology tidak terpakai maka ekonomi kita akan terhambat dan market kita tidak bisa berkembang, sehingga harus dijaga oleh values. Maka terjadilah kontradiksi antara potitical legal dan social culture,” tambah Hermawan.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/RAH/FAN/DON)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz