Akselerasi Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia dengan 100 Perguruan Tinggi Tiongkok Top Dunia

Untuk mendorong kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dengan 100 perguruan tinggi top besar dunia di Tiongkok, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing dan ASEAN-China Centre mengadakan webinar bertajuk “Akselarasi  Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia dengan 100 Perguruan Tinggi Tiongkok Top Besar Dunia” pada Kamis (16/9). Dalam webinar ini dibahas mengenai potensi kolaborasi antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi Tiongkok yang masuk ke dalam daftar 100 perguruan tinggi terbaik dunia. Dari pihak perguruan tinggi Indonesia, diwakili oleh IPB, sedangkan dari pihak Tiongkok menghadirkan beberapa universitas seperti Tianjin University, Peking University, Zhejiang University, Dongbei University of Finance and Economics (DUFE) dan Sun Yat Sen University.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam  menjelaskan bahwa  diadakannya pertemuan ini sebagai bentuk upaya untuk mengembangkan pengetahuan antar universitas di Indonesia dan 100 universitas terbaik di Tiongkok. Pada kesempatan ini Nizam mengungkapkan harapannya agar Indonesia dan Tiongkok dapat meningkatkan kolaborasi dan solidaritas.

“Peranan penting pendidikan tinggi salah satunya untuk perkembangan ekonomi. Dari program pertukaran pelajar ini anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dan menguatkan pertemanan antarnegara. Dampak lainnya antar profesor juga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang sama, contohnya seperti dampak pemanasan global dari perubahan iklim. Semoga dalam pertemuan ini juga dapat mempererat hubungan antarpembicara, stakeholders antaruniversitas,” pungkas Nizam.

Lebih lanjut, Nizam menjelaskan mengenai program Kampus Merdeka untuk dapat menjadi sarana kolaborasi antara kedua negara. Ia mengungkapkan melalui program Kampus Merdeka para mahasiswa mendapatkan manfaat yang banyak, utamanya dalam proses belajar dan mengajar. Untuk itu, program Kampus Merdeka ini diharapkan dapat menginspirasi berbagai universitas dan dapat menambah ketertarikan para mahasiswa dalam meningkatkan dan mengembangkan potensinya agar menjadi yang terbaik. Adapun dalam program ini para mahasiswa dapat menghabiskan 2 semester untuk mendapatkan pengalaman bekerja dalam berbagai profesi.

“Tujuan dari program ini sendiri ialah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja saat mereka lulus nanti. Semua aktivitas para mahasiswa tersebut selalu diawasi oleh para mentor profesional yang berperan juga menjadi guru mereka. Saya berharap semoga dengan program-progam yang dijalankan ini dapat mempererat hubungan antarnegara dan juga dapat menambah ilmu bagi para pelajar,” imbuhnya.

Sekretaris Ditjen Diktiristek Paristiyanti Nurwardani dalam laporannya menyampaikan untuk mendorong perguruan tinggi bersaing ke kancah internasional, salah satu upaya dilakukan dengan mempererat hubungan bilateral dengan negara lain. Hubungan baik bilateral Indonesia-Tiongkok dalam hal pendidikan tertuang dalam MoU pada tahun 2015. Selanjutnya di tahun 2016 juga telah ditandatangani MoU mengenai program beasiswa dan kesepakatan kualifikasi pendidikan tinggi antara Indonesia-Tiongkok. Pada saat itu, Indonesia menandatangani MoU kerja sama bilateral untuk 200 beasiswa Indonesia-Tiongkok dalam pendidikan maritim dan vokasi. Paris juga menambahkan bahwa pada 16 November 2017 lalu, Kementerian Pendidikan Tiongkok mengadakan pameran pendidikan tinggi Indonesia. Kegiatan ini untuk memperkenalkan perguruan tinggi Indonesia dan Tiongkok sekaligus meningkatkan kerja sama bilateral. 

Baca Juga :  Kupas Tuntas Strategi Salma Menjadi Awardee IISMA

“Kerja sama kedua negara di bidang pendidikan tinggi berpotensi besar untuk lebih dikembangkan lagi. Salah satunya melalui pelaksanaan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan mengembangkan sumber daya manusia, serta mendorong kolaborasi perguruan tinggi Indonesia dan Tiongkok,” ujar Paris.

Dengan adanya kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini, Paris berharap melalui kegiatan ini akan semakin mendorong perguruan tinggi Indonesia untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi terbaik di Tiongkok. Selain itu, juga sekaligus membuka pintu kerja sama dengan universitas terbaik dunia yang lain sehingga dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi Indonesia serta menambah semakin banyak perguruan tinggi kelas dunia di Indonesia.

Hal senada disampaikan oleh Fasli Jalal selaku Wakil Presiden Kerja Sama Perguruan Tinggi Swasta Indonesia-Tiongkok. Pihaknya mengungkapkan kerjasama internasional antar universitas memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa maupun staf universitas. “Mahasiswa dapat memperoleh manfaat dalam dua cara. Pertama mereka menjalin kemitraan antara universitas memberikan kerangka belajar yang akan berkontribusi pada portofolio karier mereka di masa depan. Kedua, kerangka diperlukan karena mengejar pendidikan berkaitan dengan persiapan untuk hidup di dunia kerja. Kemudian kemitraan internasional dapat menguntungkan peneliti dan dosen, karena memberikan peluang untuk penelitian antara universitas dan budaya dari negara-negara yang terlibat,” jelas Fasli.

Ia juga menambahkan dengan adanya kerja sama akan memudahkan antarakademisi baik dalam progres riset maupun ilmiah. Meskipun membutuhkan adaptasi dalam pemahaman pikiran dan budaya, universitas yang terpilih diharapkan dapat menghadapi perubahan situasi yang terjadi. “Dibutuhkan adaptasi maupun pendekatan secara personal dari masing-masing universitas, administrator universitas bisa elaborasi atau melalui professional networking untuk melakukan meeting maupun event akademik. Salah satu kunci sukses dalam menjalankan long time partnership adalah komunikasi yang baik antaruniversitas,” ungkapnya.

Terkait hubungan bilateral antarkedua negara, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun menambahkan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok yang telah terjalin dengan baik mulai terbentuk dari tahun 2005 sebagai strategic partner lalu meningkat pada tahun 2013 menjadi comprehensive strategic partnership. Menurutnya, hubungan bilateral yang baik harus berdasarkan pada 3 pilar utama yaitu politic insecurity, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya dan pendidikan. 

“Kita harus memiliki landasan yang sangat kuat dalam hubungan bilateral artinya pendidikan sosial budaya perlu dikuatkan sehingga jika rakyat saling menguatkan dan pilar-pilar lain seperti politik dan ekonomi akan saling mengikuti,” jelas Djauhari.

Baca Juga :  Gencarkan Internasionalisasi, Departemen Matematika ITS Raih Pendanaan ORM

Djauhari juga mengungkapkan President Tiongkok, Xi Jinping telah memberikan 3.000 beasiswa dan gelar sarjana untuk mahasiswa Indonesia. Kedua belah pihak juga mencapai kesepakatan untuk memberikan pendidikan kejuruan bagi 500 mahasiswa Indonesia di 23 jurusan terkait. Di sisi lain, pemerintah Indonesia akan memberikan insentif 200% untuk investor di pusat pendidikan, 300% untuk pusat penelitian dan pengembangan dan inovasi.

Pada kesempatan ini, Sekretaris Umum ASEAN China Centre, Chen Dehai mengungkapkan harapannya terkait pertukaran pelajar antara Indonesia dan Tiongkok dapat meningkatkan kualitas pendidikan utamanya pada saat musim pandemi saat ini. Selain itu, hal ini juga untuk memulihkan kondisi ekonomi dari kedua negara. Ia berharap melalui forum ini kedua negara membawa sumber daya yang berkualitas, dan dalam forum ini dapat membangun platform untuk universitas Indonesia dan Tiongkok untuk menambahkan pengalaman masing-masing.

“Tahun ini sekaligus memperingati 30 tahun dialog Asia-China, dalam 3 dekade ini kita mendapatkan penghargaan yang tidak terlupakan dalam hubungan Asia-China. Indonesia memegang salah satu peran penting di Asia, pertukaran pelajar ini menjadi jembatan antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia dan Kedutaan Besar Indonesia untuk China dan lain lainnya,” tutur Chen.

Hendi Pratama selaku Wakil Rektor Kerja Sama Universitas Negeri Semarang menyampaikan bahwa kerja sama antarperguruan tinggi berskala internasional merupakan hal yang sangat menarik. “Kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dengan China ini jelas menarik jika saya lihat, apalagi dengan top 100 besar dunia, selain itu juga China merupakan negara tetangga sehingga jelas kita perlu tahu lebih dalam mengenai negeri tirai bambu tersebut terutama dalam urusan pendidikan,” ujarnya.

Dalam acara ini beberapa perwakilan universitas dari Tiongkok yang masuk dalam Top 100 World University seperti Tianjin University, Peking University, Zhejiang University, Dongbei University of Finance and Economics (DUFE) dan Sun Yat Sen University memperkenalkan universitasnya masing masing baik secara kultur, budaya dan lingkungan universitas serta mata studi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing universitas.

Tak hanya perwakilan dari Tiongkok, perwakilan universitas dari Indonesia diwakili oleh Iskandar Z. Siregar sebagai Direktur Program Internasional IPB University menyampaikan adanya keuntungan yang dirasakan dari kerja sama yang dilakukan, seperti bergabung dalam publikasi skala internasional, peningkatan kapasitas, kolaborasi penelitian dan keuntungan lainnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/HSS/AF/EM)

*Humas Ditjen Diktiristek*
*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi*

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti